Beberapa waktu yang lalu saya melakukan renovasi rumah. Pada saat bagian pengecatan, saya melihat ada bagian tembok yang basah akibat rembesan air hujan. Saya bertanya kepada tukang yang bekerja apa kira-kira cat yang bagus menahan rembesan air. Dengan segera tukang tersebut mengatakan sebuah iklan dengan seorang perempuan bule mengatakan “bocor-bocor”. Mereka begitu fasih dengan pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut. Giliran saya menanyakan apa brand produk yang diiklankan tersebut mereka mulai gelagapan.

Manajer iklan memang sering sibuk memikirkan pesan apa yang ingin di-deliver kepada audience. namun kadang lupa dengan brand pun harus diingat oleh penonton. Pembuat iklan sibuk membuat iklan agar berkesan, semenarik mungkin agar diingat oleh penonton.

Penonton akan cenderung melihat iklan yang menarik. Iklan yang menarik adalah iklan yang berbeda dengan iklan yang lain. Apalagi di tengah-tengah perang iklan yang sangat ketat, penonton televisi cenderung berpindah ke channel sebelah yang sedang tidak menayangkan iklan.

Jika pun ada iklan yang menarik, penonton kadang lebih menikmati iklannya ketimbang mengingat brand-nya. Coba saja tanya kepada orang terdekat kita apakah masih ingat dengan iklan “Afikaa..”? Tentu masih banyak yang mengingatnya. Lebih jauh lagi coba tanyakan iklan brand apakah itu. Banyak yang gelagapan juga.

Iklan saat ini lebih banyak seperti kita mengenal muka seseorang tapi lupa siapa namanya. Lebih parah lagi jika lupa muka dan lupa nama tentunya. menjadi pe er bagi para praktisi iklan untuk memikirkan bagaimana membuat iklan yang tidak hanya menarik tetapi juga mengingatkan kepada brand.

About Leung Andy